Author :
@dea_nebraska
Main cast :
- Oh Sehun
- Park Minjung
Other cast : - Wu Yi Fan
- Park Chanyeol
- Hwang Jiyoung
Genre : Romance
comedy
Length :
Chaptered
Summary : Semenjak Sehun pindah dari Canada ada saja
masalah yang menghampirinya. Namun siapa sangka trouble maker yang dihadapi
Sehun adalah takdir cintanya?
.
.
.
Ini sudah yang keberapa
kalinya Sehun pulang dengan keadaan jengkel.
“Arggghh sial sial sial!”,
teriakan Sehun menggema di kamar apartementnya.
Dilihatnya wajah tampannya di cermin, jika bukan karena kakak jeleknya
itu mungkin ia takkan pindah ke Seoul dan memasang wajah dan sikap
sedingin-dinginnya.
Huh! Karena Kris ia harus
bertemu dengan yeoja yang senang membuat kerusuhan disekolahnya dan sekaligus
merupakan anak kolega perusahaan keluarganya.
Sehun menggelengkan kepalanya
kuat, jari-jarinya meraih dasi dan mengendurkannya lalu membuka kancing
lehernya agar ia bisa bernafas lega.
“Hufffff”, lagi-lagi Sehun
menghela nafas beratnya dan beranjak dari kamarnya menuju dapur untuk
mendapatkan beberapa teguk air dingin untuk meredakan emosinya.
Drrrrtttt drrrrtttt
Getar ponsel Sehun dalam saku
celananya membuat Sehun mengumpat kesal, baru saja ia hendak membuka lemari
pendingin.
“Hello?”
“Hei waddup Hun! Bagaimana Seoul?”
“Really sucks! I wanna comeback to Canada
Kris!! Don’t force me again!!”
“Heii heii relaxed bro, kau mau perusahaan
kita dinilai buruk? Lagipula aku hanya
menyuruhmu untuk berteman dengannya dan
siapa tahu you fallin in love with—“
“Enough! Don’t bother me anymore!”
PIK
Siapa yang menelpon siapa
yang mematikan? Dan bahkan ia sebal dengan negaranya sendiri hanya karena yeoja
annoying
itu? Sungguh menyedihkan.
Kris tersenyum senang, ia
tahu sifat keras kepala Sehun pasti akan hilang dan tebakannya pasti benar, ia
berani bertaruh Sehun akan jatuh cinta dengan Park Minjung.
.
.
.
Hari Senin, Sehun sangat
membenci hari ini. Otomatis ia akan bertemu lagi dengan orang sialan itu.
Oh ia ingin cepat-cepat
menempuh hari dan kembali menghirup udara segar di hari jumat dan sabtu, untuk
hari minggu? Ia kembali merutuki hari senin karena akan bertemu lagi dengan
Park Minjung.
“Hai Oh Sehun!!!!”, Minjung
menyeringai senang saat melihat Sehun tampak berpikir keras di gerbang sekolahnya.
Bukannya masuk ia malah
melihat bangunan besar itu bahkan tatapan dinginnya menjadi tatapan yang
memelas dan menyedihkan.
Sehun mengernyit, dia lagi
dia lagi. Baiklah ia akan mengacuhkan Minjung mulai dari sekarang.
Sehun melangkahkan kaki
jenjangnya dengan mantap meninggalkan Minjung.
“Hei hei!! Kenapa kau
bersikap dingin lagi? Kau kan sudah kalah taruhaan!!! Ingat perjanjian kita itu
1 bulan bukan 1 minggu!”, teriak Minjung tak terima dan menuding Sehun yang
semakin jauh dari hadapannya.
“Hei Sehun bawakan tasku!!”,
teriak Minjung lagi dan berlari kecil untuk menyusul Sehun.
Jadi kalian bisa menarik
kesimpulan, seorang Oh Sehun kalah dalam taruhan konyol milik Park Minjung.
Dan..
Ia harus bersikap manis pada
Minjung
Dan..
Ia harus menjadi pembantu Minjung
Dan...
Minjung berhasil
mempermalukan Oh Sehun di depan teman-teman barunya
Sungguh...
Menyedihkan
“Kau tidak melupakan taruhan
itu bukan?”, selidik Minjung ia sedikit kesulitan untuk mengimbangi jalan
santai versi Sehun.
Sehun berhenti tiba-tiba sehingga
membuat Minjung terkejut dan menabrak punggung hangat milik Sehun, Sehun
berbalik dan menunduk sedikit agar bisa melihat sosok yang menyebalkan itu
“Tidak”, jawab Sehun datar
dan merebut tas Minjung
“Tuan Puteri”, sambung Sehun
dan memberi senyuman mautnya lalu kembali memasang ekspresi datar, berbalik dan
melanjutkan perjalannya yang terganggu dengan ‘tuan puterinya’
Minjung mencibir lalu
cibirannya perlahan berubah menjadi senyuman. Setidaknya Sehun tidak melupakan
tugasnya.
“Lihatlah Sehun masih setia menjadi pembantu
Minjung, sungguh mengerikan”
“Iya aku tak menyangka, bila aku yang menjadi
Sehun aku takkan tahan dan
kembali ke Canada”
“Minjung sangat egois”
“Entahlah sungguh jika aku menjadi Oh Sehun
aku takkan sudi membawakan tas Minjung atau mungkin aku akan melemparkannya ke
kubangan babi”
“Hahahahahaha!”
Bukannya Sehun tidak
mendengar kalimat menjijikkan itu, tapi sungguh Sehun hanya sudah mulai
terbiasa dengan suguhan seperti itu saat melewati koridor, sedangkan Minjung?
Masa bodoh dengan kalimat tersebut yang penting Sehun tetap berada di
sampingnya.
Sebenarnya Sehun membenarkan
kalimat yeoja pirang yang di sebelah sana, ia benar-
benar ingin kembali ke
Canada tetapi sudah ia putuskan ia akan menjalani hukuman ini, lagipula kurang
3 minggu lagi.
Tidak begitu lama dan ia akan
kembali ke Canada melihat wanita-wanita seksi berbikini di pantai yang indah.
Itu kehidupan Sehun yang ia rindukan.
“Hei Sehun saat istirahat
nanti, jemput aku ya kita ke kantin bersama!”, ucap Minjung menepuk bahu Sehun dan
menyuruhnya cepat-cepat pergi dari kelasnya.
“Baiklah, aku akan
menjemputmu tepat saat makan siang. Tunggu aku dan jangan kemana-mana.
Annyeong”, jawab Sehun tersenyum manis dan melambaikan tangannya imut lalu
berbalik dan berjalan dengan wajah dinginnya lagi.
Sungguh menyebalkan bukan?
“Kau sudah memutuskan untuk
mengikuti permainannya?”, tanya Chanyeol tak percaya dan disambut anggukan oleh
Sehun
“Lagipula aku sudah mengatur
rencana”, jawab Sehun memasang wajah angkuhnya kembali persis seperti Kris
“Apa?”
“Akan kubuat Tuan Puteri
menyukai pembantunya”
Seringaian licik terukir di
bibir tipis Sehun
.
.
.
“Hei-hei hentikan itu”, kali
ini Jiyoung menyerah, buyar sudah konsentrasinya untuk mengerjakan tugas
matematikanya, huh sungguh jika ini rumahnya maka Jiyoung akan mengusir Minjung
dari kamarnya.
Namun keadaan berbanding
terbalik dewi Fortuna lebih memihak pada sahabat setannya ini.
Mau bagaimana
lagi, walaupun begitu Jiyoung memang sengaja bermain ke rumah Minjung untuk
melihat makhluk elf yang selalu tersenyum bodoh itu bukan untuk mendengar
celotehan atau menjadi bahan bullyan oleh Minjung.
“Ahahaha akhirnya kau
menyerah, baik sekarang ceritakan padaku kenapa kau kemari? Kenapa kau
mengerjakan tugas menyebalkan itu disini? Ada apa dengan rumahmu? Kau terkunci?
Semua meninggalkanmu? Blablablablabla”
Nah Hwang Jiyoung sebelum
matamu ini melihat senyuman itu jangan menyerah oleh makhluk menyebalkan ini,
fighting!
“Kau pasti ingin melihat
kakak bodohku itu kan”, jawab Minjung datar
Jiyoung terbelalak, apa sangat
terlihat bila ia mengharap untuk bertemu dengannya?
“Oh ayolah tidak apa-apa,
mari kuantarkan ke kamarnya”, jawab Minjung menarik tangan Jiyoung yang sudah
dingin.
“A..APA??!!”, spontan Jiyoung
terkejut, dasar gila! kau gila Park Minjung!
“Kenapa? Hanya ke kamarnya,
tidak lebih. Kau membayangkan yang begituan ya?”, tanya Minjung menggoda
Jiyoung. Oh Park Minjung hentikan omong kosong ini.
“Hentikan! Aku mau pulang
saja!”, jawab Jiyoung membereskan buku-buku tebalnya
“Hei Hwang Jiyoung!”, panggil
Minjung. Saat ini Minjung dan Jiyoung sedang menuruni anak tangga. Jiyoung
terlihat sangat buru-buru tak mengindahkan panggilan Minjung
“Ayolah aku hanya bercanda”,
jelas Minjung. Kali ini mereka sedang menyusuri ruang
keluarga.
KLEK
“Hei Hwang Jiyoung”, sapanya
tersenyum
Seorang
Park
Chanyeol
Tersenyum
Padanya?
“Kau tidak apa-apa?”, tanya
Chanyeol kebingungan saat melihat muka Jiyoung yang semakin memerah
“Ada apa Yeol?”, tanya Sehun
yang berjalan di belakangnya
“Hei Oh Sehun”
Dewi Fortuna kembali memihak
ke Sehun untuk membalas dendam
Kena kau Park Minjung
Tbc